Minggu, 12 Maret 2017

makalah konseling keluarga



makalah konseling keluarga


bimbingan dan konseling kelompok

Diskripsi Pertumbuhan serta psikologi Remaja





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Pada dasarnya setiap manusia mendambakan hubungan keluarga yang harmonis karena hal ini sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup.
Setiap keluarga selalu mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap keluarga mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya. Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampumempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan orang tuanya.
Meniti pada hal tersebut, maka perlu adanya perluasan layanan utamanya pada layanan bimbingan dan konseling keluarga sebagai salah satu teknik peberian bantuan yang diberikan konselor kepada anggota-anggota keluarganya yang bermasalah, dengan tujuan agar mereka dapat memecahka sendiri masalah-masalah yang mereka hadapi, yang pada gilirannya anggota-anggota keluarga tersebut dapat kembali menjadi well adjusted person dan keluarga sebagai suatu system social kembali menjadi harmonis dan fungsional. Berdasar pada keinginan dasar manusia untuk mencapai keluarga yang harmonis, maka penulis berusaha mendeskripsikan bimbingan dan konseling keluarga serta bagaimana keluarga bahagia itu.
B. Rumusan Masalah.
1.              Apa Pengertian keluarga?
2.              Apa Fungsi keluarga?
3.              Asumsi dasar bimbingan dan pembentukan keluarga?
4.              Tujuan bimbingan dan konseling keluarga?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keluarga
Prayitno dan Erman Anti  bimbingan dan konseling keluarga, sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, pelayanan trsebut telah dimulai sejak pertengahan tahun 1940-an dan sejak tahun 1980-an pelayanan yang menangani permasalahan dalam keluarga itu tampak berkembang dengan cepat. Pelayanan tersebut ditujukan kepada seluruh anggota keluarga yang memerlukannya.
Bimbingan dan konseling keluarga ditujukan kepada seluruh anggota keluarga yang memrlukannya, segenap fungsi, jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya dapat diterapkan dengan memperhatikan kesesuaiannya dengan masing-masing karakteristik anngota keluarga yang memerlukan pelayanan itu. Masalah-masalahumum yang dibawa ke konseling pada dasarnya mengenai hubungan dalam keluarga, ketidak jujuran, ditinggalkan oleh suami/istri, harapan palsu, diabaikan mertua/iapar, perbedaan pribadi, kesukaran seks, keuangan dan kezalaiman.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berperan dapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.Dhurkeim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan.
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Sehingga keluarga itu terbagi menjadi dua, yaitu:
1.              Keluarga Kecil atau “Nuclear Family”
Keluarga inti adalah unit keluarga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak mereka yang kadang-kadang disebut juga sebagai “conjugal” family.
2.              Keluarga Besar “Extended Family”
Keluarga besar didasarkan pada hubungan darah dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang tua, anak, kakek-nenek, paman, bibi, keponakan, dan seterusnya. Unit keluarga ini sering disebut sebagai ‘conguine family’ (berdasarkan pertalian darah).
Adapun konsep dasar dari pelayanan konseling keluarga adalah untuk membantu keluarga menjadi bahagia dan sejahtera dalam mencapai kehidupan efektif sehari-hari. Konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi atau seimbang sehingga semua anggota keluarga bahagia.
Ikatan bathin merupakan ikatan yang bersifat  psikologis. Maksudnya diantara suami dan istri harus saling mencintai satu sama lain, tidak ada paksaan dalam menjalani perkawinan. Kedua ikatan, yaitu ikatan lahir dan bathin merupakan tuntutan dalam perkawinan yang sangat mempengaruhi  keutuhan sebuah keluarga. Beberapa karakteristik keluarga bahagia yang menjadi tujuan dari konseling keluarga antara lain:
(1)     menunjukkan penyesuaian yang tinggi.
(2)     menunjukkan kerja sama yang tinggi.
(3)     mengekspresikan perasaan cinta kasih sayang, altruistik dan teman sejati dengan sikap dan kata-kata (terbuka).
(4)     tujuan keluarga difokuskan kepada kebahagiaan anggota keluarga.
(5)     menunjukkan komunikasi yang terbuka, sopan, dan positif.
(6)     menunjukkan budaya saling menghargai dan memuji.
(7)     menunjukkan budaya saling membagi.
(8)     kedua pasangan menampilkan emosi yang stabil, suka memperhatikan kebutuhan orang lain, suka mengalah, ramah, percaya diri, penilaian diri yang tinggi.
(9)     komunikasi terbuka dan positif.
Pada umumnya masalah-masalah yang muncul dalam keluarga adalah berkenaan dengan:
(1)   Masalah hubungan sosial-emosional antar anggota keluarga.
(2)   Masalah hubungan antar keluarga.
(3)   Masalah ekonomi.
(4)   Masalah pekerjaan.
(5)   Masalah pendidikan.
(6)   Masalah kesehatan.
(7)   Masalah seks.
(8)   Masalah keyakinan atau agama.
B. FUNGSI KELUARGA
A. Pengertian fungsi keluarga
Fungsi keluarga adalah  suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu.
B. Macam-macam fungsi keluarga.
Pekerjaan - pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
1) Fungsi Biologis
Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi  isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam  tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
2) Fungsi Pemeliharaan.
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan.
3) Fungsi Ekonomi
Keluarga berusaha menyelenggarakan  kebutuhan pokok manusia, yaitu:
a)         Kebutuhan makan dan minum.
b)        Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya.
c)         Kebutuhan tempat tinggal.
Berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras   supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
4) Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta  mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5) Fungsi Sosial.
Dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-peranan yang diharapkan akan mereka  jalankan kelak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
Keberadaan sebuah keluarga pada hakikatnya untuk memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut :
(1)     fungsi kasih sayang, yaitu memberikan cinta kasih sayang, cinta teman sejati.
(2)     fungsi ekonomi.
(3)     fungsi status.
(4)     fungsi pendidikan.
(5)     fungsi perlindungan.
(6)     fungsi keagamaan.
(7)     fungsi rekreasi.
(8)     fungsi pengaturan seks.
C. Asumsi Dasar pembentukan Konseling Keluarga
Adapun inti dari pelaksanaan konseling keluarga sebagai salah satu layanan profesional dari seorang konselor didasari oleh asumsi dasar sebagai berikut:
(1)   Terjadinya perasaan kecewa, tertekan atau sakitnya seorang anggota keluarga bukan hanya disebabkan oleh dirinya sendiri, melainkan oleh interaksi yang tidak sehat dengan anggota keluarga yang lain.
(2)   Ketidak tahuan individu dalam keluarga tentang peranannya dalam menjalani kehidupan keluarga.
(3)   Situasi hubungan suami-isteri dan antar keluarga lainya.
(4)   Penyesuaian diri yang kurang sempurna dalam sebuah keluarga sangat mempengaruhi situasi psikologis dalam keluarga.
(5)   Konseling keluarga diharapkan mampu membantu keluarga mencapai penyesuaian diri yang tinggi diantara seluruh anggota keluarga.
(6)   Interaksi kedua orang tua sangat mempengaruhi hubungan semua anggota keluarga.
D. Tujuan Konseling Keluarga
Tujuan dari konseling keluarga pada hakikatnya merupakan layanan yang bersifat profesional yang bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
(1) Membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan antar anggota keluarga.
(2) Membantu anggota keluarga dapat menerima kenyataan bahwa bila salah satu anggota keluarga mengalami masalah, dia akan dapat memberikan pengaruh, baik  pada persepsi, harapan, maupun interaksi dengan anggota keluarga yang lain.
(3) Upaya melaksanakan konseling keluarga kepada anggota keluarga dapat mengupayakan tumbuh dan berkembang suatu keseimbangan dalam kehidupan berumah tangga.
(4) Mengembangkan rasa penghargaan diri dari seluruh anggota keluarga kepada anggota keluarga yang lain.
(5) Membantu anggota keluarga mencapai kesehatan fisik agar fungsi keluarga menjadi maksimal.
(6) Membantu individu keluarga yang dalam keadaan sadar tentang kondisi dirinya yang bermasalah, untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dirinya sendiri dan nasibnya sehubungan dengan kehidupan keluarganya.
Agar mampu  mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, maka seorang konselor keluarga hendaknya memiliki kemampuan sebagai berikut:
(1) Memiliki kemampuan berfikir cerdas, berwawasan yang luas, serta komunikasi yang sesuai dengan penerapan moral dengan penerapan teknik-teknik konseling.
(2) Etika professional, yakni kemampuan memahami dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah pelayanan konseling yang dipadukan dalam hubungan pelayanan konseling terhadap anggota keluarga.
(3) Terlatih dan terampil dalam melaksanakan konseling keluarga.
(4) Mampu menampilkan ciri-ciri karakter dan kepribadian untuk menangani interaksi yang kompleks pasangan yang sedang konflik dan mendapatkan latihan untuk memiliki keterampilan khusus.
(5) Memiliki pengetahuan yang logis tentang hakikat keluarga dan kehidupan berkeluarga.
(6) Memiliki jiwa yang terbuka dan fleksibel dalam melaksanakan konseling keluarga.
(7) Harus obyektif setiap saat dalam menelaah dan menganalisa masalah.





BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prayitno dan Erman Anti  bimbingan dan konseling keluarga, sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, pelayanan trsebut telah dimulai sejak pertengahan tahun 1940-an dan sejak tahun 1980-an pelayanan yang menangani permasalahan dalam keluarga itu tampak berkembang dengan cepat. Pelayanan tersebut ditujukan kepada seluruh anggota keluarga yang memerlukannya.
Adapun konsep dasar dari pelayanan konseling keluarga adalah untuk membantu keluarga menjadi bahagia dan sejahtera dalam mencapai kehidupan efektif sehari-hari. Konseling keluarga merupakan suatu proses interaktif untuk membantu keluarga dalam mencapai kondisi psikologis yang serasi atau seimbang sehingga semua anggota keluarga bahagia.
Fungsi-fungsi keluarga yaitu Fungsi biologis, Fugsi pemeliharaan, Fungsi ekonomi, Fungsi keagamaan, dan Fungsi sosial.
B. Saran
Penulis minta maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu tidak lain karena keterbatasan kemampuan penulis sebagai seorang manusia biasa, tentunya untuk lebih meningkatkat kualitas pada makalah berikutnya penulis penuh berharap atas saran dan kritik dari para sahabat/i dan bapak ibu dosen pengampu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar