Selasa, 07 Maret 2017

KONSELING ESAP MSI PKB PPPA KUKAR

KONSELING    ESAP MSI  PKB PPPA KUKAR

Diskripsi Pertumbuhan serta psikologi Remaja




Banyak persoalan masalah dalam masa remaja,  HAL INI dituntut untuk menghadapi   menyelesaikan dengan cepat tepat,benar dan baik .  masalah  muncul dari masyarakat terutama dari KELOMPOK REMAJA, maka saya SEBAGAI KONSELOR harus mampu mengerti memahami dan menguasi tehnik konseling/konselor untuk menghadapi remaja dan masalahnya sehingga dapat membantu untuk menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya dengan kesukaan dan kebaikan remaja
Saya sebagai konselor sangat sulit dalam menghadapi masalah remaja karena masa remaja adalah masa yang egoisnya tinggi, jadi prinsip dan strategi dalam hal ini sangat penting untuk di pahami pelajari 
dalam konseling remaja tidak mengenal hukum tetapi yang di pakai adalah pembinaan arahan dan motivasi semangat buat remaja. 

Bimbingan Konseling remaja 
konseling remaja ini harus lebih peka dan mengerti memahami secara sosiologi/psikologi remaja. Masa remaja ini masih rasa malU dan sangat menjaga perasaan dan harga diri sulit untuk terbuka menceritakan apa adanya, banyak masalah yang di tutup tutupi
bimbingan konseling remaja harus lebih pro aktip SAYA sebagai konselor mlakukan mendekatan mencari menggali informasi masalah yang ada. Tehnik menggali informasi masalah remaja sangat komplek dan perlu dukungan strategi 
INI Merupakan hal yang amat penting, karena dapat membantu klien keluar dari berbagai pilihan dan alternative masalah . Konseling yang baik membuat klien puas (satisfied). Juga membantunya dalam menyelesaikan masalah 
 Lalu, apa yang dibutuhkan dalam konseling yang baik? 
KONSELING  didesain untuk menolong klien memahami dan menjelaskan pandangan mereka terhadap kehidupan dan membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka dan melalui pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal. 
 ROBINSON, 1986

Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana seseorang yaitu klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya, hubungan konseling menggunakan wawancara untuk memperoleh dan memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan, memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan

Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.
Tujuan diberikannya layanan Bimbingan dan Konseling 
Banyak orang menghadapi berbagai masalah dalam dirinya karena kurang mampunya menghadapi realitas. Proses konseling dapat membantu seseorang untuk memperoleh suatu pengalam yang sedemikian rupa sehingga mereka memiliki suatu pemahaman yang lebih baik tentang realitas dan mampu menghadapinya secara efektif.

Agar Mampu memecahkan masalah secara wajar dan objektif.  bimbingan secara keseluruhan yang berkenaan dengan pengentasan masalah dan fasilitasi perkembangan individu.
y
Berupa pemberian informasi yang jujur, singkat danlengkap
y
 Agar klien bisa memilih pelayanan medis (KB) dengan


Pria dan wanita secara anatomis fisiologis berbeda, balita anak remaja tua dan latar belakang pendidikan sosial budaya ekonomi sangat mempengaruhi perbedaan di segi karaker sifat dan emosionalnya. Seorang konselor motivator harus mampu memahami hal tersebut pada saat menghadapi seseorang di dalam forum pertemuan.
Dalam berbicara pun seorang Pembina pembimbing harus mempunyai lebih baik sopan lembut tidak menyinggung perasaan seseorang yang sedang di hadapi nya maka perlu pemahaman karakter agar sebagai konselor bisa mengarahkan memberikan jalan keluar tanpa seseorang merasa di suruh. Ini merupakan tantangan pada diri konselor
Seorang konselor harus bersikap menunjukan ramah tamah agar seseorang tidak merasa di cuekin, di acuhkan tetapi seseorang merasa di hargai di perhatikan
Seorang pembimbing harus mampu memberikan nasehat yang rasional


KONSELING KONSELOR
Di dalam proses konseling, konselor adalah orang yang amat bermakna bagi seorang konseling. Konselor menerima apa adanya dan bersedia dengan sepenuh hati membantu mengatasi masalahnya sekalipun dalam situasi yang kritis. Keadaan seperti itulah yang menjadi alasan konseling menempatkan peran konselor pada posisi yang amat strategis dalam upaya “menyelamatkan”  dari keadaan yang tidak menguntungkan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang
 konselor adalah pihak yang amat menentukan bagi keberhasilan proses konseling.: Konselor harus memiliki pribadi yang baik ramah bisa menjaga rahasia pribadi orang lain
.Konselor adalah pribadi yang penuh pengertian dan mampu mendorong orang lain tumbuh percaya diri dan bisa melakukan keputusan atas dasar berbagai pertimbangan
Konselor harus  
Empati (Empaty)
Rasa Hormat (Respect)
Keaslian (genuiness).
Konkret (Concreteness)
Konfrontasi (Confrontation)
Membuka Diri (Self Disclosure)
Kesanggupan (Potency)
Kesiapan (Immediacy)
Aktualisasi Diri (Self Actualization)

Sebagai konselor selalu menghadapi klien yang
emosi
Sakit Hati (Hurt)
Takut (Fear)
Marah (Anger)
Rasa Bersalah

MOTIVASI DALAM KONSELING
Salah satu aspek dalam konseling adalah motivasi yaitu memberikan dorongan kepada klien agar mampu melaksanakan prilaku dalam upaya memecahkan masalahnya secara efektif dan produktif.dan menumbuhkan semangat dalam mengambil keputusan yang benar berdasarkan berbagai pertimbangan

KOMUNIKASI DALAM KONSELING
komunikasi antara dua pihak yaitu konselor dan klien. Untuk dapat melaksanakan komunikasi dialogis dengan baik, diperlukan penguasaan materi masalah yang akan dikomunikasikan dalam proses konseling. Disamping itu diperlukan pula penguasaan berbagai keterampilan berkomunikasi secara efektif.seperti bahasa yang mudah di mengerti klien,

konseling konselor. Harus
Perilaku Attending
Empati Refleksi Eksplorasi Eksplorasi perasaan
Eksplorasi pikiran
Eksplorasi pengalaman Pertanyaan Terbuka (Opened Question)
Pertanyaan Tertutup (Closed Question)
Menangkap Pesan (Paraphrasing)
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Pengertian Perilaku Attending
Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending yang baik dapat :
Meningkatkan harga diri klien.
Menciptakan suasana yang aman
Mempermudah ekspresi perasaan klien dengan bebas.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Pengertian Empati
Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau tentang klien. Empati dilakukan sejalan dengan perilaku attending, tanpa perilaku attending mustahil terbentuk empati.
Terdapat dua macam empati, yaitu :
Empati priemer
Empati tingkat tinggi
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Pengertian Refleksi
Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. Terdapat tiga jenis refleksi, yaitu :
Refleksi perasaan
Refleksi pikiran
Refleksi pengalaman

<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Pengertian Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Dengan teknik ini memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan dan terancam. Seperti halnya pada teknik refleksi, terdapat tiga jenis dalam teknik eksplorasi, yaitu :
Eksplorasi perasaan
Eksplorasi pikiran
Eksplorasi pengalaman
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Pengertian Menangkap Pesan (Paraphrasing)
Menangkap Pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau initi ungkapan klien dengan teliti mendengarkan pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan mengamati respons klien terhadap konselor.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Saat menghadapi klien saya harus bertanya yang sifatnya
Pertanyaan Terbuka (Opened Question)
pengertian Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question). Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata tanya mengapa atau apa sebabnya. Pertanyaan semacam ini akan menyulitkan klien, jika dia tidak tahu alasan atau sebab-sebabnya. Oleh karenanya, lebih baik gunakan kata tanya apakah, bagaimana, adakah, dapatkah.\
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Pertanyaan Tertutup (Closed Question)
Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup, yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat. Tujuan pertanyaan tertutup untuk :
mengumpulkan informasi
menjernihkan atau memperjelas sesuatu
menghentikan pembicaraan klien yang melantur atau menyimpang jauh.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Saya harus memberikan sifatnya Dorongan minimal (Minimal Encouragement)
Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Saya harus bersikap memberikan Interpretasi
Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif konselor, dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Saya harus mampu Mengarahkan (Directing)
Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu.
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]-->
Menyimpulkan Sementara (Summarizing)
Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas.

Proses kegiatan Tahapan konseling
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Mengucapkan salam , apa kabar, gimana baik baik aja kan , sehat dan apa kegiatan nya,sudah makan belum, sambil berjabat tangan.
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Mempersilahkan  duduk
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Menciptakan situasi yang membuat  merasa nyaman
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Menerima  apa adanya
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Menjalin kerjasama  
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Menciptakan rasa kekeluargaan ( tehnik menciptakan rasa kekeluargaan )
                        Memberi respons positif: pujian dan dukungan misalnya waah sudah mandi yaa cantik/ganteng rapi sekali ..
                       
                        Untuk tahap awal ikuti   untuk mengambil keputusan yang diinginkan 
                        Bila salah langkah secara pelan pelan di jelaskan dengan terperinci dengan dasar dasar konkrit
                        Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan apa yang ingin diketahui klien.
Memberi Dukungan
Contoh :
Sudah menjalani yaa tapi Saya beri gambaran/ pertimbangkan dari berbagai aspek
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Mendengarkan dengan penuh perhatian
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Mendengarkan dengan usaha untuk memahami sudut pandang orang yang bicara
Mendengarkan dengan usaha memahami perasaan
Terima klien apa adanya, hargai klien sebagai individu yang berbeda dari individu lainnya
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Dengarkan apa yang dikatakan klien dan juga bagaimana ia mengatakan hal itu. Perhatikan intonasi suara, pemilihan kata, ekspresi wajah dan gerakan-gerakan tubuh
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Tempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan agar klien tetap focus
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Beri waktu pada klien untuk berpikir, bertanya dan berbicara, sesuaikan dengan kecepatan klien
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Dengarkan klien dengan seksama, jangan berpikir apa yang akan anda katakan selanjutnya
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Lakukan pengulangan/refleksikan apa yang anda dengar, sehingga baik anda maupun klien anda tahu bahwa anda telah paham
<!--[if !supportLists]-->         <!--[endif]-->Duduk menghadap klien dengan nyaman, hindari gerakan yang mengganggu, tatap dan perhatikan klien ketika berbicara
Tunjukkan tanda perhatian verbal (hmm, yaa, lalu, terus, oh, begitu) dan non verbal (sesekali mengangguk). Hindari emosi, perdebatan
                       
JENIS
KEGUNAAN
CONTOH
Pertanyaan Tertutup
Untuk menanyakan riwayat hidup dan pribadi
“Sudah berapa lama kamu kecanduan rokok?
Apakah kamu bersekolah?
Pertanyaan Terbuka
Untuk mempelajari perasaan, keper-cayaan dan pengetahuan klien
“Bagaimana perasaan kamu sekarang?”
“Bagaimana pendapat pacarmu dengan keputusan kamu untuk menggugurkan kehamilan?
Pertanyaan Mendalam
Untuk menanggapi pertanyaan klien
“Kamu tadi mengatakan bahwa kamu pernah kecanduan narkoba,  bisa kamu ceritakan lebih lanjut?”
“Apakah maksud kamu dengan impian menakutkan itu?”
Pertanyaan Mengarahkan (bersifat sugestif)
Tidak tepat digunakan
“Tentunya kamu tidak ingin melanjutkan hubungan dengan pacarmu lagi?”
“Apakah kamu mengidap PMS?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar