Minggu, 12 Maret 2017

Bimbingan Konseling pada remaja

Bimbingan Konseling pada remaja

bimbingan dan konseling kelompok

Diskripsi Pertumbuhan serta psikologi Remaja





BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang
                Setiap manusia pada dasarnya memerlukan bimbingan sejak kecil untuk mempersiapkan masa dewasanya kelak supaya dapat diterima oleh lingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga kepada para pelajar.
Seperti kita telah ketahui bahwa bimbingan merupakan proses tuntunan, arahan secara terencana dan terus menerus terhadap seseorang untuk menuju kedewasan atau kematangan mampu memecahkan masalah-masalah/problem yang dihadapi guna mencapai kesejahteraan hidupnya. Bimbingan merupakan suatu upaya dalam membantu individu agar memperoleh pemahaman dan pengarahan diri yang diperlukan untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah sehingga ia dapat mengembangkan dirinya secara optimal (Juntika, 2008 : 81). Bimbingan dan Konseling menfasilitasi konseling mencapai perkembangan optimum. Salah satu aspek dari konseling atau individu yang perlu diperhatikan adalah percaya diri (self confidence), yang merupakan salah satu modal dalam kehidupan yang harus ditumbuhkan pada diri setiap individu agar kelak mereka dapat menjadi manusia yang mampu mengontrol berbagai aspek yang ada pada dirinya, dengan kemampuan tersebut individu akan lebih jernih dalam mengatur tujuan dan sasaran pribadi yang jelas, maka akan lebih mampu dalam mengarahkan perilaku menuju keberhasilan. Seperti yang dikemukakan oleh Abdul Mu’in Amien, Endang (2000 : 9) bahwa kepercayaan diri merupakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berisi kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang.
Dengan kurangnya percaya diri, maka rasa rendah diri akan menguasai seseorang dalam kehidupannya, dan ia akan tumbuh menjadi pribadi yang pesimis. Seperti yang dikemukakan oleh Sutisna, Cucu (2010 : 3) bahwa tanpa adanya rasa percaya diri yang tertanam dengan kuat di dalam jiwa anak ( siswa), pesismisme dan rasa rendah diri akan dapat menguasainya dengan mudah. Berdasarkan pengertian percaya diri, maka pemahaman terhadap percaya diri individu sangat penting agar individu dapat berkembang secara optimal.
Percaya diri adalah sesuatu yang tidak ternilai. Dengan memiliki percaya diri, seseorang dapat melakukan apa pun dengan keyakinan bahwa itu akan berhasil, apabila ternyata gagal, seseorang tidak lantas putus asa, tetapi tetap masih mempunyai semangat, tetap bersikap realistis, dan kemudian dengan mantap mencoba lagi (Widarso, 2005 : 44). Seperti yang dikemukan oleh Hakim (2005 : 6), yaitu percaya diri setiap orang merupakan salah satu kekuatan jiwa yang sangat menentukan berhasil tidaknya orang tersebut dalam mencapai berbagai tujuan hidupnya. Upaya yang telah dilaksanakan oleh pihak sekolah dalam mengatasi percaya diri siswa melalui peran guru Bimbingan dan Konseling serta guru mata pelajaran antara lain melalui kegiatan layanan informasi secara klasikal, layanan bimbingan kelompok, bimbingan individual, dan konseling individual, akan tetapi dari berbagai upaya tersebut kurang mendapatkan hasil yang optimal.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis dan sosialnya, yang mana pada masa ini keterikatan terhadap teman sebaya sangat kuat. Keadaan seperti ini menjadikan remaja kelompok tersendiri, seolah-olah mereka antar sesamanya saling memahami, mereka mulai menjauh dari orang tua, karena merasa orang tua kurang memahami dirinya. Mereka lebih memilih memecahkan masalahnya dengan teman sebayanya dari pada dengan orang tua atau gurunya, masalah yang sangat seriuspun mereka biasanya akan membahas dengan teman sebayanya. Kedekatan antara mereka dapat mejadi peluang untuk menfasilitasi layanan Bimbingan dan Konseling dalam meningkatkan masalah percaya diri individu. Dilihat dari fenomena diatas, nampak usia remaja, dan kedekatan antar mereka merupakan dipandang tepat sebagai salah satu bentuk kegiatan dalam penerapan layanan Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa meningkatkan percaya dirinya, dengan pelaksanaan kegiatan bimbingan teman sebaya (peer guidance), yaitu bimbingan yang dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya (Rambu-rambu penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling, 2007 : 44). Dalam kegiatan bimbingan teman sebaya (peer guidance), akan terdapat interaksi dan muncul dinamika kelompok yang akan membantu individu untuk lebih terbuka dan menerima apa yang telah disepakati oleh kelompok. Dalam bimbingan teman sebaya (peer guidance), terdapat tahap-tahap yang dapat meningkatkan percaya individu. Pengalaman-pengalaman individu dari hasil berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan yang lebih luas akan menyebabkan perubahan yang positif pada diri individu dan nantinya akan dapat meningkatkan percaya diri remaja. Selain dari itu pada kegiatan bimbingan teman sebaya akan terjadi komunikasi antara pemimpin dengan anggota kelompok atau antara angota dengan anggota kelompok sehingga terjadi interaksi yang menimbulkan saling percaya untuk mengungkapkan pendapat, ide-ide dari anggota kelompok yang menimbulkan pengalaman baru yang dapat memperkuat keyakinan pada diri seseorang bahwa ia mampu. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan teman sebaya (peer guidance) dapat mempengaruhi percaya diri individu/remaja, juga berbagai faktor, baik itu faktor dari dalam individu itu sendiri, yang semuanya itu tidak lepas dari proses pembelajaran, faktor dari luar individu itu sendiri seperti motivasi dan dukungan dari orang lain serta bagaimana individu berusaha meningkatkan percaya dirinya.
Dari uraian di atas terlihat bahwa bimbingan teman sebaya (peer guidance), merupakan salah satu sarana interaksiremaja sehingga mampu memberikan dukungan terhadap optimalisasi perkembangan mereka, diantaranya dalam meningkatkan rasa percaya dirinya. Dalam pembahasan lebih lanjut mengenai permasalahan-permasalahan dia atas, kami dari kelompok 6 kelas D memberikan judul makalah ini yaitu “Konseling pada Remaja”.


I.2. Rumusan masalah
1.      Bagaimana langkah-langkah Konseling/Terapi
2.      Bagaimana aplikasi Konseling pada Remaja


I.3. Tujuan penulisan
1.      Menjelaskan tentang langkah-langkah konseling/Terapi
2.      Menjelaskan aplikasi konseling pada remaja

I.3. Manfaat penulisan
            Diharapkan dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui terkait dengan apa yang ada pada rumusan masalah diatas sehingga dapat menambah pengetahuan kita dan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pengaplikasian dari proses konseling pada remaja (teman-teman) yang ada si sekitar kita.

I.4. Landasan teori
1. Pengertian Bimbingan Konseling
Menurut Prayitno Bimbingan adalah layanan yang diberikan kepada klien agar bisa membantu dalam menyelesaikan masalah. Gazda dalam bukunya Prayitno mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. H.P. Gammon menyatakan tentang bimbingan di sekolah dalam bukunya Abu Ahmadi adalah usaha membantu peserta didik agar dapat sebanyak mungkin memetik manfaat dari pengalaman-pengalaman yang mereka dapatkan selama berada di sekolah. Bimbingan di sekolah meliputi harapan-harapan yang menyangkut perkembangan pendidikan, perkembangan sosial dan sedapat mungkin diorientasikan pada bidang akademis. Dewa Ketut Sukardi berpendapat bahwa bimbingan adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari pembimbing/konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupannya seharihari baik individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dari uraian pengertian bimbingan diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah layanan yang diberikan kepada seseorang atau klien dengan pemberian informasi untuk keperluan tertentu. Sedangkan Konseling, Juntika Ahmad memberikan penjelasan tentang konseling merupakan bantuan kepada individu yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Menurut Latipun konseling adalah pemberian bantuan dengan memanfaatkan suasana hati klen untuk membantu, memberi umpan balik (feedback) dan pengalaman belajar.Prayitno memberikan rumusan tentang konseling adalah memberikan bantuan melalui interaksi sosial klien sesuai dengan setiap kebutuhan individu.
Konseling menurut W.S Winkel adalah suatu kegiatan bimbingan yang memiliki ciri-ciri khas yaitu kombinasi dari bentuk “individu” dengan aktivitas “pembahasan suatu masalah”. Menurut pendapat M. Ohlsen dalam buku Bimbingan dan Konseling yang ditulis Dewa Ketut Sukardi, konseling adalah suatu hubungan antara konselor dengan satu atau lebih klien yang penuh perasaan penerimaan, kepercayaan dan rasa aman.
Dewa Ketut Sukardi memberikan pengertian konseling adalah bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika sosial.
Dari beberapa pendapat tentang konseling diatas dapat diambil kesimpulan bahwa konseling adalah pemberian bantuan dan informasi yang bersifat pencegahan, penyembuhan sesuai dengan kebutuhan setiap individu atau kelompok.

2. Prinsip prinsip bimbingan konseling
Menurut Dewa Ketut Sukardi dibedakan menjadi dua yaitu, prinsip secara umum dan prinsip secara khusus. Prinsip-prinsip umum yaitu :
a.       Karena bimbingan itu berubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
b.      Perlu dikenal dan dipahami perbeadan individu daripada individu-individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.
c.       Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing
d.      Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya
e.       Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing
f.       Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat
g.      Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekola yang bersangkutan
h.      Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugasm yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia mempergunakan sumber-sumber yang berguna diluar sekolah
i.        Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana dirumuskan terahulu.

Sedangkan untuk prinsip yang khusus Dewa Ketut Sukardi merumuskan sebagai berikut :
a.       Bimbingan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi
b.      Bimbingan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis
c.       Bimbingan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangn individu
d.      Bimbingan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanan

3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Konseling
Fungsi bimbingan konseling menurut pendapat Dewa Ketut Sukardi yang ditulis dalam bukunya Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ditinjau dari segi sifatnya adalah:
a. Pencegahan (preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan terhadap timbulnya masalah
b. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud atau fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa.
c. Fungsi perbaikan
Walaupun fungsi pemahaman dan pencegahan telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan.
Juntika Ahmad berpendapat bahwa fungsi dari bimbingan konseling adalah:
a. Fungsi pengembangan merupakan fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki indivdu
b. Fungsi penyaluran, merupakan fungsi bimbingan dalam membantu indvidu memilih dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
c. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantu pelaksanan pendidikan, khususnya guru/dosen, widaswara dan wali kelas untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan dan kebutuhan individu
d. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan penyesuaian diri dan perkembangan secara optimal.
Fungsi bimbingan dan konseling dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi yang berjudul Bimbingan dan Konseling ada 6 yaitu :
a. Menyalurkan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa mendapatkan lingkungan sesuai dengan keadaan dirinya.
b. Mengadaptasikan, ialah fungsi bimbingan dalam membantu siswa di sekolah mengadaptasikan program pemdidikan dengan keadaan masingmasing siswa.
c. Menyesuaikan, ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah
d. Pencegahan, ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa menghindari kemungkinan terjadinya hambatan
e. Perbaikan, ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk memperbaiki kondisi siswa yang dipandang kurang memadai
f. Pengembangan, ialah fungsi bimbingan dalam rangka membantu siswa untuk melampaui proses dan fase perkembangan secara wajar
Sedangkan untuk tujuan bimbingan konseling yang terkait dengan tujuan teoritis konseling secara lengkap dikemukakan Corey dalam bukunya Latipun Psikologi Konseling ialah:
a. Belajar percaya pada diri sendiri dan orang lain.
b. Mengetahui keunikan diri sendiri dan mngembangkannya.
c. Mengenal anggota yang lain dan mengembangkan kebutuhan serta masalah yang dihadapi.
d. Menambah penerimaan diri, kepercayaan diri individu.
e. Menemukan cara alternatif, pengembangan persoalan, pemecahkan perselisihan dan salah paham.
f. Menciptakan tanggung jawab sendiri dan orang lain
g. Membuat pilihan atau keputusan secara bijaksana.
h. Membuat rencana khusus untuk masalah perubahan tingkah laku.
i. Belajar berinteraksi sosial secara efektif.
j. Menjadikan lebih sensitif dan merasakan masalah anggota lainnya.
k. Belajar menghadapi masalah dengan peduli, keprihatinan, ketulusan hati dan pemberian solusi.
Ws. Winkel berpendapat bahwa tujuan bimbingan konseling di bagi menjadi dua yaitu tujuan sementara dan tujuan akhir. Tujuan sementara adalah supaya orang bersikap dan bertindak sendiri dalam situasi hidupnya sekarang ini. Tujuan akhir adalah supaya orang mampu mengatur kehidupanya sendiri, mengambil keputusan sendiri, mempunyai pandangan hidup sendiri dan menanggung resiko atau konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi tujuan dari program layanan bimbingan konseling adalah :
a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri siswa dalam kemajuan dirinya di sekolah
b. Memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi dengan kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggung jawab
c. Mewujudkan penghargaan terhadap diri orang lain
d. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya
e. Memahami lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat
f. Mengidentifikasikan dan mengatasi masalah yang dihadapinya
g. Menyalurkan dirinya baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang kehidupan lainnya
Juntika Ahmad mempunyai pendapat tentang tujuan program bimbingan konseling sebagai berikut :
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta kehdupannya dimasa yang akan datang
b. Pengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta lingkungan kerjanya
d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat ataupun lingkungan kerjanya
Juhana Wijaya berpendapat bahwa tujuan bmbingan konselng adalah agar individu dapat mencapai :
a. Kebahagiaan hidup pribadi
b. Kehidupan yang efektif dan produktif dalam masyarakat
c. Hidup bersama dengan individu individu lain
d. Keserasian antara cita-cita individu dengan kemampuan yang dimilikinya.

4. Materi dan Tahapan Bimbingan Konseling
Menurut Dewa Ketut Sukardi dalam buku Pengantar Pelaksanaann Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah materi bimbingan konseling meliputi :
a. Pengenalan sikap dan kebiasaan, bakat, minat dan cita-cita serta penyalurannya
b. Pengenalan kelemahan diri dan penanggulangannya, kekuatan diri dan pengembangannya
c. Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima/menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial, baik di rumah, sekolah maupun di masyarakat, teman sebaya di sekolah dan luar sekolah dan kondisi/peraturan sekolah
d. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik di sekolah dan di rumah sesuai dengan kemampuan pribadi siswa
e. Pengembangan tehnik-tehnik penguasaan ilmu pengetahuan, tehnologi dan kesenian sesuai dengan kondisi fisik, sosial dan budaya
f. Orientasi dan informasi karir, dunia kerja dan upaya memperoleh penghasilan
g. Orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan
h. Pengambilan keputusan dan perencanaan masa depan.
Sedangkan untuk materi konseling Dewa Ketut Sukardi pendapatnya mencakup :
a. Pemahaman dan pengembangan sikap, kebiasaan, bakat, minat dan penyalurannya
b. Pemahaman kelemahan diri dan penanggulangnnya, pengenalan kekuatan diri dan pengembangannya
c. Perencanaan dan perwujudan diri
d. Mengembangkan kemampuan untuk dapat berkomunikasi, menerima/ menyampaikan pendapat, bertingkah laku dan hubungan sosial, baik dirumah, sekolah maupun masyarakat
e. Mengembangkan hubungan teman sebaya baik dirumah, sekolah dan di masyarakat sesuai dengan kondisi, peraturan materi pelajaran
f. Mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar, disiplin belajar dan berlatih, serta tehnik-tehnik penguasaan materi pelajaran
g. Pemahaman kondisi fisik, sosial dan budaya dalam kaitannya dengan orientasi belajar di Perguruan Tinggi
h. Mengembangkan kecenderungan karier yang menjadi pilihan siswa
i. Orientasi dan informasi karier, dunia kerja dan prospek masa depan
j. Informasi Perguruan Tinggi yang ssuai dengan karier yang akan dikembangkan
k. Penerapan dalam mengambil keputusan dalam rangka perwujudan diri
Sedangkan tahapan bimbingan konseling menurut Latipun bimbingan konseling mempunyai enam tahapan dalam pelaksanaannya yaitu:
a. Prakonseling
Tahap ini merupakan tahap persiapan pelaksanaan bimbingan konseling. Pada tahap ini terutama peserta atau klien berhak untuk mengutarakan masalahnya.
b. Tahap Permulaan (Orientasi dan Eksplorasi)
Pada tahap ini mulai menentukan struktur masalah, mengeksplorasi harapan klien. Klien mulai belajar makna ndividu, sekaligus mulai menegaskan tujuan bimbingan konseling
c. Tahap Transisi
Pada tahap ini diharapkan masalah yang dihadapi klien
dirumuskan dan diketahui apa sebab-sebabnya. Klien mulai terbuka, akan tetapi sering terjadi pada fase ini justru terjadi kecemasan, resistensi, konflik dan bahkan ambivalensi tentang masalahnya, atau enggan harus membuka diri.
d. Tahap Kerja-Kohesi dan Produktivitas
Jika masalah yang dihadapi oleh klien diketahui, langkah berikutnya adalah menyusun rencana-rencana tindakan. Penyusunan tindakan ini disebut pula produktivitas.
e. Tahap Akhir (Konsolidasi dan Terminasi)
Klien mulai mencoba melakukan perubahan-perubahan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Konselor memberi umpan balik terhadap yang dilakukan oleh klien. Umpan balik ini sangat berguna untuk perbaikan (jika diperlukan) dan dilanjutkan atau diterapkan dalam kehidupan klien jika dipandang telah memadai.
f. Tahap Setelah Konseling: Tindak Lanjut dan Evaluasi
Setelah berselang beberapa waktu, bimbingan konseling perlu dievaluasi. Tindak lanjut dilakukan jika ternyata ada kendala-kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Mungkin diperlukan upaya perbaikan terhadap rencana-rencana semula, atau perbaikan terhadap cara pelaksanaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar